Dakwah Itu Cinta

            Assalamu’alaikum sahabat! Cuma mau bilang gue udah kelas 3 SMA, hmm jujur aja sih ada perasaan khawatir sedikit menyusup ke hati. Tapi, jangan sampai rasa ini membuat gue lalai pada-Nya. Mohon doanya ya supaya gue sukses di kelas 3 dan bisa lanjut ke universitas negeri jurusan FKIP.. nah ini gue masih bingung. Dulu sih gue pengen dan yakin banget ke Al Azhar University, Kairo. Tapi, ya realistis aja lah gue kan dari dulu sekolah negeri,  gapernah mondok atau sekolah Islam dan gapernah diajarin bahasa Arab dari sekolah, darimana gue bisa menguasai bahasa Arab dalam waktu singkat.
            Jadi, gue sadar dirilah. Yang jadi fokus gue adalah masuk universitas negeri jurusan FKIP. Nah ini juga masih bimbang. Gue inginnya pendidikan agama, atau bahasa Inggris atau pendidikan untuk sekolah luar biasa. Ya Allah, saya bimbang.. Jujur guys, yang penting jadi guru atau dosen deh karena itu cita-cita gue sejak dulu ya walau pun kadang berubah. Kan dengan menjadi guru, kita bisa menjadi orang yang bermanfaat, apalagi kalau guru agama.. ladang pahala tuh. Bakal jadi amal jariyah, jadi kalau meninggal bisa buat bekal.
            Apa pun takdirnya, gue ingin yang terbaik dari-Nya. Entah bagaimana skenario hidup gue satu tahun ke depan. Okay, cukup curcol kali ini. Gue gamau sedih dan khawatir. Karena Allah pasti ga pernah nelantarin hamba-Nya. Cukuplah Allah yang menjadi penolong dan penawar hati di kala gundah. Kali ini gue bakal bahas mengenai dakwah.
            Apa sih dakwah?
            Definisi dakwah menurut gue adalah menyampaikan sesuatu berupa ilmu agama kepada seseorang atau beberapa orang agar diamalkan. Perlu kita tahu bahwa dakwah adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Sekarang, sebelum lo baca, tolong buka dulu Al Qur’an di surah Al Asr. Baca surah dan  artinya dulu, resapi. Udah? Oksip..
            Dalam surah itu Allah memperingatkan kita bahwa manusia berada dalam kerugian. Namun, dalam ayat 3 dijelaskan kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
            Gampang?
            Nggak.
            Butuh perjuangan dan keistiqomah luar biasa untuk bisa beriman, beramal sholeh dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Namun, disinilah tantangan untuk berdakwah. Wahai jiwa muda, bangunlah. Ada kesempatan emas yang tidak bisa terlewatkan begitu saja. Yaitu : BERDAKWAH.
            Memang untuk menjadi pendakwah tidaklah mudah. Disini kita harus amar ma’ruf nahi mungkar dengan konsekuensi  juga harus mengerjakan apa yang kita katakan. Jika tidak, berdosalah kita. Karena dalam sebuah hadist dikisahkan :
            “Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keledai memutari penggilingnya. Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya,
            “Wahai fulan, ada apa denganmu? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada yang kebaikan dan yang melarang kami dari kemungkaran? Dia menjawab, “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya.” (HR Bukhari no. 3267 dan Muslim no. 2989)
            Tidak main-main Allah mengancam pendakwah yang dusta. Ia mengajarkan kebaikan dan melarang keburukan namun dirinya malah melakukannya juga. Di titik ini pun, gue merasa cemas. Jangan-jangan, gue bisa ngomong dan menasehati agama namun nyatanya ada yang belum gue lakukan. Semoga Allah mengampuni kekhilafan kita.
            Tapi tunggu..  Jangan menyerah begitu saja. Jangan langsung mengerut, ciut hatinya, lalu kabur kangingan.
            Lantas, apakah harus menjadi orang baik dahulu agar bisa berdakwah? Coba simak kata Imam Hasan Al Bashri “Sesungguhnya jika aku menasehati kamu bukanlah berarti aku yang terbaik dari kalangan kamu, karena aku pun pernah melampaui batas untuk diriku sendiri. Seandainya seseorang harus sempurna dahulu untuk menyampaikan nasehat, maka tidak akan ada pendakwah di dunia dan semakin sedikitlah orang yang memberikan peringatan.
            Bagai embun sejuk yang menetes di hati. Maka, dengan berdakwah sikap dan akhlak kita akan ikut diperbaiki. Contoh : kita menyuruh seseorang untuk membaca Al Qur’an setiap hari. Disaat kita malas membaca Al Qur’an dan teringat bahwa dahulu pernah menyampaikan pesan untuk membaca Al Qur’an, maka hilanglah kemalasan itu. Karena sekali lagi, kita harus menyampaikan apa yang sudah dilakukan.
            Saat berdakwah hendaknya, jangan saklek. Apa ya bahasa Indonesianya. Pokoknya, jangan terlalu kaku. Coba lihat, lingkungan yang seperti apa saat lo berdakwah. Misal : lo berdakwah kalau musik itu haram mutlak. Tapi, ada yang menganggap bahwa musik itu boleh selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Pendapat yang memperbolehkan musik selama tidak melanggar syariat, semisal pendapat dari Syaikh Yusuf Al Qaradhawy. Kita nggak boleh seenaknya, meremehkan dan mencela pendapat ulama masyhur seperti beliau. Bagaimana pun juga, pengetahuan beliau lebih luas dan dikenal oleh para ulama sebagai seseorang yang sangat dalam ilmunya.
            Solusinya, kita hormati pendapat yang berbeda. Jangan sampai hanya karena perbedaan fiqh terjadi perpecahan. Jangan terlalu saklek (kaku) dalam berdakwah agar masyarakat pun mau menerima. Selama pendapat itu benar dan ada dalil yang kuat, hormati. Hindari berdebat yang sia-sia.
            Gue pun pernah dibilangin sama Ayah :
            “Nduk, aja abot-abot mbahas ilmu agama. Mengko jarkoni lho (isoh ujar ra isoh nglakoni).”Itu bahasa Jawa. Jarkoni : bisa ujar (berbicara/menasehati) namun diri sendiri tidak bisa mengerjakan apa yang telah dikatakan. Bagai petir di siang bolong, gue saat itu langsung manggut-manggut dalam artian setuju. Alhamdulillah, gue diingatkan Ayah agar lebih berhati-hati dalam berdakwah. At least, I have to do first what would I say to people. Kalau ga, ya gue dapet dosa.
            Gue kutip kalimat yang bagus dari komunitas Our Life is Dakwah dengan founder Ustadz Lutfi
            Dakwah itu cinta. Teladan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sang kekasih tercinta. Dan karena dakwah itu cinta, penuh cerita tatkala menjalani dengan cinta. Yakinlah Allah akan penuhi dari setiap pinta tanpa banyak kata-kata.
            Sweet!Tambahan dari gue, karena dakwah itu cinta maka terkadang ia akan menuntut banyak hal. Seperti waktu, biaya, dan tenaga. Namun, berdakwah itu manis karena manisnya rahmat Allah dapat kita rasakan dalam dakwah. Ingat janji Allah, bahwa Dia menyediakan surga dengan sungai yang mengalir bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.
AYO... MANGATS!!
BRO SIST MBLO AYO BERDAKWAH!
DAKWAH ITU BUKTI CINTA.
            Sebagai penutup tulisan ini. Gue suka para pendakwah yang bisa istiqomah. Apalagi yang berhati lembut nan bagus suaranya pas baca Qur’an. Curhat dikit dulu, gue pas tarawih Ramadhan kemarin pengeeeeen banget sang imam baca Ar Rahman. Tapi, pupus juga. Ga gue temui Ar Rahman dibaca pas tarawih. Surah yang apik nan bikin hati gue seneng banget kalau dengernya, yaitu Ar Rahman. Sukak. Ah, minta sama Allah aja dah.. Semoga imam masa depan hafal Ar Rahman. Haha apaan sih
            Ganti paragraf, ini serius. Gue takut, kalau gue mampu menasehati seseorang, tapi diri sendiri lalai dalam mengerjakan nasehat itu sendiri. Jadi buat lo yang kenal dan tahu gue, saat gue berbuat salah jangan malu-malu untuk mengingatkan. Gue ga akan marah, malah berterimakasih. Tapi ingat, nasehati di saat gue sendiri. Jangan di depan khalayak umum. Karena sesungguhnya, nasehat di depan umum adalah hinaan yang melukai hati.

            Dan supaya sebagai pendakwah tetap bisa istiqomah, jangan lupa untuk selalu minta pada Allah agar selalu diberi hidayah dan hati kita diteguhkan di atas agama Islam. Hati itu berbolak-balik, maka pada Allah lah kita minta tolong untuk diteguhkan karena betapa banyak orang yang bisa istiqomah namun pada akhirnya malah jauh dari Islam karena Allah mencabut hidayah itu. Tips terakhir, ini gakalah penting. Kelak pilihlah pasangan yang juga peduli pada dakwah. Karena jika salah satu futur, maka akan bisa saling memberi semangat dan menasehati dalam kebaikan. Ingatlah, cinta yang didasari karena Allah dan untuk Allah pasti akan romantis dunia akhirat. Yang penting bagus agama dan akhlaknya karena kata Imam Hasan Al Bashri, orang yang seperti itu jika mencintai akan menghormati kita, tapi pas lagi marahan gabakal mendzolimi kita. Soal fisik, kalau menurut gue itu ga terlalu penting, yang penting kalau soal fisik kriteria gue cuma pengennya si dia lebih tinggi dari gue :3. Ganteng ya alhamdulillah kalau pas-pasan ya alhamdulillah asalkan ilmu agamanya dalam dan dia berhati lembut lagi setia. Yakali, kalau ganteng tapi bikin hati panas mulu dan nggak menentramkan jiwa lo mau? Nggak kan. Juga, soal materi. Nggak harus tajir tujuh turunan. Karena finansial aja nggak cukup tanpa dibarengi ilmu dan iman, yang penting bisa dan mau bertanggungjawab atas apa yang menjadi kewajibannya. Sekian dari gue. *senyum* *melambaikan tangan*

1 komentar

  1. Mantab
© Inspirasi Wanita Muslimah. All rights reserved. YOUSHE V1.0