Jangan Digembok, Kasihan


            Ini kisah dramatis banget guys. Kisah absurd pada masa putih abu-abu. Gue ngga akan bercerita mengenai kisah kasih di sekolah, karena gue pengen ceritanya kelak aja kalau Allah udah izinkan gue dan dia bersatu, eaa. Et dah, apaan sih. Pokoknya lucu aja kalau keinget yang satu ini, yaudah gue tulis aja yaa..
            Rabu, 25 Januari 2017. Itulah waktu kejadian ini berlangsung. Seperti biasa kelas gue, XI IPS 1, selalu ada tingkah konyol yang membuat perut terbahak. Entah itu kejadian temen gue yang keselek biji mangga (*eh nggak ada ding) atau saat berbicara mengenai temen gue yang gagal diet. Ada juga yang punya cita-cita tinggi yaitu pengen kulitnya jadi putih kinclong dan bersih bersinar. Hmm, semoga harapan lo bisa terwujud ya teman! Aamiin..
            Pagi hari dibuka dengan mapel PKn mengenai Hubungan Internasional. Muka-muka calon mahasiswa-mahasiswi HI di kelas gue terlihat berbinar dan begitu syahdu menyimak materi yang diberikan Pak Hardiman. Gue sih saat itu agak gagal fokus karena saat dini hari kebangun dan sulit tidur. Entahlah apa yang terjadi. Mata gue terasa lengket kayak ada lem dan hanya bisa hilang di saat Fatih Saferagic tiba-tiba dateng dan ngaji di kelas gue. Ok, ini kayaknya impossible.
Dilanjutkan mapel sejarah yang membahas organisasi nasionalisme yang bermunculan. Kalau pas kayak gini sih, rasanya pengen mempertahankan kemerdekaan NKRI. Dijelaskan gimana nyesek dan galaunya para pejuang jaman dahulu untuk merebut kemerdekaan. Yang gue tangkep sih, nggak ada yang namanya baper dan kasian saat membela NKRI. Semua ada perjuangan yang membutuhkan darah, keringat, dan cucuran air mata.
Contohnya nih di saat Belanda menyerang Surabaya membabi buta gak mungkin lah Bung Tomo bilang “Aduh cyin, gua Islam dan cinta damai. Biarin lah gua berdoa aja di rumah. Gua gak suka kekerasan” atau “Astaghfirullah, Belanda kejam amat! Tapi kan Islam rahmatan lil ‘alamin, gini aja dah gua banyakin berdoa aja biar Indonesia damai.” Pfft kalau gitu kapan Indonesia merdeka! Namun, Bung Tomo berhasil menggelorakan semangat rakyat dengan pekikan “ALLAHU AKBAR!” dan membakar semangat para mujahid masa itu, semoga Allah merahmati kalian. Yeah, dari sini gue bisa belajar kalau ada kemungkaran yang terjadi haruslah diberantas namun apalah daya saat ini gue masih di level terendah yaitu dengan membenci kemungkaran tersebut dalam hati.
Bel istirahat berbunyi. Banyak aktifitas temen-temen gue di kelas dan di sekolah. Ada yang pergi ke mushola buat sholat dhuha, lari dengan semangat 45 ke kantin karena takut keburu rame, berburu nasi goreng ke kantin, main gitar sambil nyanyi lagu galau dengan wajah mewek, dan ada juga yang memastikan apakah dia sudah mengerjakan PR pada jam selanjutnya apa belum, kalau belum, minjem temen lalu copas. Yeah, jiwa sosial anak IPS bro.
Lalu dilanjutkan dengan mapel ekonomi oleh Bu Darmini. Nulis gini gue jadi inget kalau masih punya tanggungan belajar. Minggu depan ada ujian lesan mengenai perdagangan internasional. Bantu doa yak agar besok Rabu minggu depan gue bisa maju dengan lancar dan situasi aman sentosa. Kalau jam ekonomi biasanya ada juga motivasi buat masa depan dari Bu Darmini.
Bel istirahat. Sholat dhuhur. Makan. Cek hp. Bel masuk.
Jam terakhir ada bahasa Indonesia. You know lah how was it feels. Udah hujan, suasana syahdu, jam terakhir pula. Mendukung banget kan buat merem sambil dengerin suara merdu Maher Zain. Saat itu sih ada penjelasan mengenai tugas karya tulis ilmiah. Oke, lagi-lagi gue jadi keinget tugas KTI yang belum sampai pada bab pembahasan. Uww, wahai kelompokku yang bernama Aza, Fery, Maryati marilah kita bersemangat dan bersatu untuk menaklukkan tugas berat ini. Pfft, dipikir-pikir banyak juga tugas gue. In shaa Allah dah, habis ngeblog gue nugas dulu.
Nah bel pulang berbunyi, gue langsung cari info apakah Rohis ada rapat atau tidak karena keesokan harinya ada acara seminar beda buku. Ternyata ngga ada. Di saat gue hendak pulang, Arsyad (temen gue sekelas) datang dengan wajah datarnya.
“Zalfaa..” katanya
Gue menoleh ke arahnya.
Oke, anggep aja ini serial sinetron yang nggak habis-habis episodenya. Ini momen paling dramatis saat gue masih SMA.
“Zal, ada yang membutuhkan pertolonganmu” Arsyad ketawa-ketiwi dan kayak nahan senyum gitu. Mana pas ngomong kalimat ini nadanya kayak di sinetron gitu. Ada yang aneh dari tingkahnya.
Maksud loo??
“Minta tolong apa Syad? Gue bertanya.
“Udah ke kelas aja dulu.” Dia hendak pergi menuju area parkiran.
Gue saat itu mikir, pasti ini cuma akal-akalannya doank mau ngerjain gue. Ah, nggak gue gubris deh. Namun, Arsyad kembali dan berkata, kurang lebih kayak gini “Bener Zal, kamu harus menolongnya.”
“Minta tolong apa?” Tanya gue lagi.
“Ada yang kekunci di kelas.”
What do you mean? Gue kan bukan penjaga sekolah, tanya kek sama Pak Raji atau siapa lah. Namun, karena gue sendiri juga penasaran dan berperikemanusiaan dan juga ingin menegakkan kebenaran dengan langkah mantap gue balik lagi ke kelas.
Gue pengen ketawa. Lo tau nggak, temen gue ada yang minta tolong lewat jendela. Et dah kerjaan siapa ini..
“Sendirian Za?” Tanya gue ke temen gue yang sedang histeris minta tolong lewat jendela.
“Enggak Zalfaa. Ada temen-temen di dalem. Bantuin.”
Gue pun menuju pintu kelas. Well, disitu ada gembok tapi ga dikunci. Tapi kan sama aja, temen-temen gue yang ada di dalem ngga bisa buka karena ketahan sama gembok tadi. Dengan izin Allah, gue buka tuh gembok.
SURPRISEEE!!
Di dalam masih banyak para manusia yang ingin keluar dari situ. Pada saat itu juga, Mooniffah langsung meluk gue.
“Zalfaa terima kasih. Untung kamu dateng!” Dia meluk gue erat kayak teletabies saat berpelukan. Terdengar juga ucapan terima kasih dari temen-temen gue yang lain. Saat itu gue merasa seperti superdede sang superhero atau pahlawan kesiangan karena saat itu juga belum sore.
“Kamu tau dari mana Zal, kalau kita kekunci?” Tanya temen gue.
“Tadi si Arsyad yang ngasih tau.”
“Beneran dah! Dia yang ngunci kita.” Kata temen gue.
Gue menepuk jidat. Dia yang ngerjain, dia yang minta tolong. What do you mean Syad?? You eager if I have to help them who you joked, it’s so asurd!  Pantesan tadi ketawa gitu. Hh, ceritanya ngerjain sebagian warga XI IPS 1 gitu..
Hmm, begitulah momen terdramatis dimana gue seperti pahlawan kesiangan. At least, gue bisa ngerasain lah gimana rasanya jadi spiderman yang nolong orang, ehehe. Kalo keinget ekspresi wajah temen-temen gue saat itu, bawaannya pengen ketawa. Saat mereka panik dan histeris minta tolong. Yang paling lucu ya kalo inget wajah mereka panik karena belum ngerjain PR akuntansi, mungkin termasuk wajah panik gue sendiri.
Perlu diketahui juga sobat, Allah berfirman dalam QS Al Kahf ayat 107-109
“Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana.”
Nah, kebajikan sekecil apa pun in shaa Allah akan bermanfaat kelak termasuk contohnya tidak punya niat jahil untuk mengunci teman di kelas, ehehe. Maka, mulai dari sekarang yuk berhijrah dan membangun pondasi iman dengan kokoh. Kalau pun rapuh, in shaa Allah akan ada teman shalih dan shalihah yang mengingatkan, jika kita tergabung dalam komunitas positif. Untuk menabung bekal ke akhirat agar kita termasuk orang yang berbuat kebajikan bisa dengan saling tolong menolong, seperti di saat ada yang meminjam bolpoin walau terkadang kembali tidak utuh seperti semula karena tutupnya hilang entah kemana, tak apa. Ikhlaskan, dan semoga Allah menerima amalan kita.

Kata Imam Hasan Al Bahsri “Lakukanlah kebaikan sekecil apa pun. Karena kita tidak tau kebaikan mana yang akan memasukkan kita ke surga.” Semoga bermanfaat. Baarakallahu fiikum pembaca blog Muslimah’s Thinking.

Posting Komentar

© Inspirasi Wanita Muslimah. All rights reserved. YOUSHE V1.0